Di Pasar Pamenang
: Pare
gerbang membentang timur dan barat pasar pamenang,
02.00, gusar kehidupan terdasar di selasar-selasar pasar.
embus sarayu: membawa wangi buah, sayur-mayur, ikan
dan daging; ke tempat di mana jual-beli berlaga, dikelilingi
ruko-ruko pecinan serta bangunan-bangunan kunonya.
…
laiknya ingatan tertambat pada kenangan masa lama; pada
delman pak tua yang telah lama tergusur entah ke mana,
kerap dulu membawa pelancong yang suka memblusuki
toko-toko penjual baju, guna menutupi malu; mendengar
lagu grup orkes melayu depan warung jenang lor pasar itu:
“langit sebagai atap rumahku… dan bumi sebagai lantainya…
hidupku menyusuri jalan… sisa orang yang aku makan…”*
tak jarang,
hingga tiada peminang barang sampai tiba masa berpulang,
hanya linang air mata yang habis terjual pada kesedihan.
“… bukan aku mengingkari apa yang harus terjadi…
tetapi kumohon kuatkan… kuatkanlah…”*
…
di pasar,
nasib tampak suram sebagai rahasia kehidupan,
serta segala rahasia yang tak pernah terungkap
perihal terminal yang suah dirajah jadi pasar
: tempat terjadi tragedi tawar-menawar.
Pare, 4 Oktober 2021
* Nukilan lirik lagu Rhoma Irama
Kota yang Melepas Kepergian; Tetapi Tidak dengan Kenangan
di sudut kota, di kedai kopi yang begitu tua,
senyap senja telah menjarah intim perbincangan terakhir kita,
sebelum malam meraung; menggantung di langit yang murung.
serupa angin, ada yang bercengkerama perihal dingin
: tatap murammu pada wajah kota ini… pun daku kautelantar pergi…
“sedang, kenangan makin tercipta bila kian kaupaksa berjalan.”
…
lama berselang… ingatan
rupanya makin gemar menelan serpihan sinar; pijar dari
ujung jarum pada hijab motif bintang yang kaukenakan.
terkadang kausematkan tajamnya di bokoh bibirmu,
dan telah lalu kaucabutnya untukku, lalu kautanam
sebagai tanda kenang di keningku yang temaram
: suram rindu akan kepergianmu yang panjang…
“sementara, selamanya kepergian akan
selalu dirindukan datangnya, bukan?”
…
Pare, 3 Oktober 2021
Cafe-in
aku
ingin ngopi
di dalam
dirimu . .
Pare, 2021
Asmara-luka
terkadang,
aku juga suka mengumpama
kita serupa duri dan nanah
terbalut mesra dalam luka
lantas berdarah-darah . .
Pare, 2021
Tentang Penyair
Dzikron Rachmadi. Lahir di Kediri, 01 Desember 1998. Berdomisili di Pare, Kabupaten Kediri. Meraih Juara 1 LCPN Hari Santri Ittihadut Thullab IAIN Kediri 2020, Juara 1 LCPN Tema “HAM” HIMA Sosiologi FIS Universitas Negeri Padang 2020, Juara 1 LCPN Festival Sastra PBSI Universitas Gadjah Mada 2021, Juara 1 LCPN Tema “Ramadhan” Bening Media Publishing Palembang 2021, Juara 3 LCPN Tema Bebas Prestasi Kita Banyumas 2021, Juara 3 LCPN Tema “Pandemi” Pestarama 6 PBSI Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2021, Peringkat 10 Besar LCPN Tema Bebas Fun Bahasa Surabaya 2021, Juara 2 LCPN Tema “Melestarikan Lingkungan Hidup” Vetpagama FKH Universitas Gadjah Mada 2021, Juara 2 LCPN Persma Canopy FP Universitas Brawijaya 2021, Juara 3 LCPN Tema “Waktu” FTKSAH FAIR FTK Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung 2021. Surel: dzik.roch@gmail.com, IG: @_dzikroch.