Batat
Tuhan Maha Manis
dirumpunkannya pare yang membelit pokok sawit
dan kacang-kacangan gulma
ibu yang berdarah pahit
terbiasa menelan takdir pahit
diajarinya kami mencintai pare
pare yang ditumbuhkan oleh tangan Tuhan
di kebun PT Marihat
tempat kami bernapas ditilas hari-hari melarat
Kubang Raya, 26 Oktober 2021
Mangoppap*
kami anak-anak dusun yang tinggal di PT
hidup dari uang memiring sawit-menyusun pelepah
kerap kami lihat pare-pare liar menampakkan diri
kami mengutipnya, membawa pulang dengan riang
kadang-kadang ibu lupa cara menumis
kadang-kadang lapar kami mendadak ceriwis
sambal uleg kacang tersedia, sayur tak ada
ibu selipkan saja pare ke dalam periuk nasi yang menggelegar
Allahu Akbar!
Kubang Raya, 26 Oktober 2021
*mangoppap adalah cara memasak sayuran dengan memasukkan ke dalam beras yang sedang ditanak dimana kondisi air sedang mendidih hampir kering
Pare
seorang pria menjual pare besar
seorang anak kecil bermain pare kecil
si pria menjaja pare
si anak kecil menjajal pare
satu jadi uang
satunya lagi buang-buang uang
mereka sama-sama pulang
mereka saling berpelukan
Kubang Raya, 26 Oktober 2021
*) Muhammad Asqalani eNeSTe. Kelahiran Paringgonan, 25 Mei 1988. Masa kecilnya berpindah dari ladang satu ke ladang lain, kerap melewati hutan-hutan. Sejak tinggal di kota dan tak lagi memiliki kampung, ia perlahan mengunggah masa lalu ke dalam puisi-puisinya di masa baru. Ia adalah Pemenang II Duta Baca Riau 2018. Menulis dan membaca puisi sejak 2006. Mendirikan Community Pena Terbang (COMPETER). Sebagian hari-hari dihabiskan untuk menjadi Mentor Menulis Puisi Online di WR Academy dan Asqa Imagination School (AIS). Ia sedang mempelajari Bahasa Spanyol dan Bahasa Esperanto. IG: @muhammadasqalanie. Youtube: Dunia Asqa. WA: 081949402585