kabarpare.com || kuliner – Siapa yang tidak mengenal kedai kecil di pojok Kota Pare ini? Kedai yang hampir tidak terlihat keberadaannya ini adalah kedai yang banyak sekali dicari orang untuk menemukan semangkuk kecil kebahagiaan. Bangunan ini sangat sederhana, jauh dari kata mewah tetapi sekali masuk ke dalamnya, pasti ingin kembali keesokan harinya.
Soto Ringin Budho, namanya. Dinamakan Ringin Budho karena keberadaannya memang dekat dengan sebuah pohon beringin yang biasa disebut Ringin Budho. Berada di tempat yang sama sejak kali pertama buka, tepatnya di Jl. Perdana, Pare, tepat di belakang pos polisi dan berhadapan dengan patung “bunderan” yang ikonik di Pare. Kedai soto ini tidak pernah lekang dimakan zaman. Meski tak banyak menawarkan nuansa kekinian khas warung makan zaman sekarang. Kedai soto ini selalu menjadi tujuan yang tak pernah lewat dari list urusan perut orang-orang.
Beberapa hari kemarin saya sempat mengunjungi kedai soto ini setelah hampir empat tahun tak mampir. Nuansa yang dihadirkan masih sama seperti terakhir kali saya menginjakkan kaki di kedai ini. Masih dengan bau khas kuah soto daging yang aduhai masuk ke hidung dan suara ibu penjual serta asistennya yang lembut dan sopan masuk ke telinga. Ketika saya datang, hanya ada beberapa orang yang sedang asik menyendok soto dan sesekali menyeruput teh hangat yang asapnya masih mengepul. Selang beberapa detik saya mengambil tempat, datanglah segerombol manusia yang banyaknya bukan main. Niat awal ingin ‘ngobrol’ dengan ibu penjualnya saya urungkan. Saya hanya mengamati betapa lincah kedua tangan ibu penjual itu menangkupkan nasi disusul kuah soto dan lauknnya. Serta kecakapan telinga ibu penjual yang mendengarkan pesanan pelanggan dari mulut mbak asistennya.
Sejauh yang saya tahu, jam buka kedai Soto Daging Ringin Budho ini berganti-ganti, dahulu buka dari pukul 06.00 hingga pukul 14.00 sejak pandemi jam buka menjadi pukul 06.00 – 10.00 pagi dan dilanjutkan lagi pada pukul 17.00 – tutup. Kedai soto ini hanya menyajikan satu menu saja yaitu soto daging dan beberapa minuman hangat seperti teh dan jeruk hangat. Menu sederhana dengan porsi ‘seadanya’ yang tidak pernah membuat perut kembung karena kekenyangan ini menjadi signature dish yang wajib dicoba saat di Pare. Meski tidak menawarkan banyak lauk sebagai teman makan, tetapi kedai soto ini memiliki lauk yang cocok dan tidak akan pernah terganti yaitu telur asin dan kerupuk udang dengan ukuran besar.
Dengan uang 20.000,- saja, kita sudah mendapatkan nasi, kuah soto tentunya, daging yang tidak pelit, beserta telur asin, kerupuk udang, dan teh hangat. Rasa soto daging ini sangat otentik, tidak berubah sejak dahulu. Mengunjungi kedai soto ini selalu berhasil membawa kenangan masa kecil yang mendadak terputar di kepala. Untuk kalian yang belum pernah mengunjunginya, segerakan gais karena di kota lain tidak akan pernah kalian temukan semangkuk kecil kebahagiaan yang mengenyangkan.
___
*Ayunani